Kesultanan Majapahit 2
DARI SILATURAHMI
CHENG-HO (1405)
HINGGA
MASA VACUUM
1403-06
Paragreg (Gegeran Agung) di Majapahit
selama 3 tahun
Setelah 17 tahun terbagi menjadi dua wilayah, tahun 1403 terjadi upaya menyatukan kembali Majapahit. Hal ini dilakukan oleh sultan-sultan dan para pembesar Majapahit. Majapahit dipersatukan kembali oleh Prabu Wikrama Wardhana dan Ratu Kusuma Wardhani.
Bhre Wirabhumi menyerahkan pemerintahan kepada kakak dan iparnya atas seluruh kerajaan Majapahit baik di Barat maupun di Timur. Beliau memilih hidup menyepi dan berkelana mencari kesejatian hidup. Kejadian ini menimbulkan kegemparan di Majapahit selama kurang lebih 3 tahun.
Insight:
1405-07
Pelayaran I Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho
Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho berdasarkan dekrit KaisarYung Ho (dengan wewenang tak terbatas) berlayar untuk pertamakalinya ke Majapahit di Nuswantara. Bertolak dari Nanking:
1. 60 buah Kapal Laut besar ukuran 134x55 m.
2. 225 buah kapal pengiring.
3.28.000 prajurit dari Fukien
4.Haji Wan Jing Hong sebagai Wakil Cheng Ho
5. Haji Yoe Hsien/ Al Husein menjadi asisten Panglima
6. Haji Al Hasan (Imam di Si An) sebagai Juru Bahasa
7. Haji Ma Huan dan Haji Fei Shin sebagai Juru Pencatat
Sebelum sampai di Cho-po/ Jowo/ Jawa, mereka berlabuh di Kerajaan Muslim Champa. Selama di Champa:
1. Menumpas Armada Bajak Laut Co Chin
2. Haji Bong Tak Keng diangkat menjadi duta besar Champa
3. Membangun masjid dan shalat berjamaah
Berlabuh di Kerajaan Siam:
1. Menghentikan Upeti dari Raja Malaka berupa 40 pohon emas
2. Membangun Puri untuk duta besar
3. Membangun masjid dan shalat berjamaah
Berlabuh di Kerajaan Sambas di Puni (Kalbar), Cheng Ho mendirikan Perserikatan Muslim Tionghoa.
1406-29
Wikrama Wardhana memerintah Majapahit selama 23 tahun
Majapahit yang telah bersatu kembali diperintah oleh Prabu Wikrama Wardhana dan Ratu Kusuma Wardhani. Wikrama Wardhana/ Bhre Hyang Wisesa mempersiapkan putrinya (cucu Bhre Wirabhumi) yang bernama Suhita menjadi penggantinya. Dengan bertahtanya Suhita (putri Wikrama Wardhana dan cucu Bhre Wirabhumi), maka Majapahit bersatu dapat dilestarikan.
Kunjungan I Laksamana Sayyid Haji Muhammad Cheng Ho
1406: Silaturahmi ke Kabupaten Majapahit di Tuban
Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho bermaksud memulihkan persahabatan dengan Majapahit. Hal ini dilakukan karena dahulu Khubilai Khan (1254-1294) pernah menyerbu Jawa di masa Singasari. Singasari adalah leluhur Majapahit.
Cheng Ho adalah seorang She-Ma (Muslim) dari Kerajaan Muslim Ming di Tiongkok. Ia dari suku Han, nama dan gelarnya antara lain: Ma Ho, Tay Jien, Sam Poo Kong/ San Pao Kung , Sam Po Bo, dan Geng He.
Rombongan silaturrahmi Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho, masuk melalui pelabuhan Majapahit di Tuban. Beliau disambut oleh Syah Bandar Tuban, seorang Muslim (keturunan) Arab. Di Tuban, Rombongan Cheng Ho melakukan berbagai aktifitas:
1. Mendirikan Masjid dan Shalat berjamaah
2. Mendirikan serikat Muslim Tionghoa
3. Membuka kantor dagang
4. Kyahi Abdurrakhim hidup sekitar masa ini. Beliau adalah ayah dari Arya Teja I/ Haji Gan Eng Cu. Beliau pernah ditugaskan ke Mannallah/ Manila/ Filipina namun kembali lagi ke Tuban.
Silaturrahmi ke Breng Daha pusat Majapahit melalui Gresik dan Canggu
Cheng Ho mengirim 170 utusan untuk menyampaikan surat kepada Sultan Majapahit di Breng Daha (Majapahit Barat). Namun akibat sisa kerusuhan Paregreg, rombongan utusan Cheng Ho dikira hendak menambah kekacauan. Maka terpaksa semua utusan dibunuh oleh pasukan Sultan Wikramawardhana yang telah menguasai Bhreng Daha.
Cheng Ho dan rombongan, silaturahmi ke Tumapel (Majapahit Timur, sekitar Malang Mojokerto). Beliau menemui Sultan Wikramawardhana. Akibat kesalahpahaman tersebut Laksamana Cheng Ho menuntut ganti rugi dari Sultan Wikrama Wardhana sebesar 60.000 tail emas. Sang Prabu menyetujui. Laksamana Cheng Ho kemudian menyanggupi untuk:
1. Membangun masjid-masjid di hampir seluruh kota Majapahit. Antara lain Lasem, Tuban, Tse Tsun/ Gresik, Jiao Tung/ Joratan, Cangki/ Mojokerto, dll.
2. Membangun kantor-kantor dagang di pelabuhan Majapahit.
3. Membentuk Komunitas Cina Muslim Hanafi
Ketika hendak balik ke Tiongkok, Sultan Wikrama Wardhana hanya mampu memenuhi 1/6 dari tuntutan Laksamana Cheng Ho. Namun hal itu bisa dimaklumi.
Silaturrahmi ke Semarang, Cirebon, dan Sunda Kelapa
Dari Bhreng Daha, Canggu dan Gresik, Rombongan Cheng Ho bersilaturrahmi ke Semarang, Cirebon, dan Sunda Kelapa (kelak menjadi Jayakarta/ Batavia/ Jakarta). Di kota-kota besar Majapahit tersebut Cheng Ho dan rombongannya membentuk Komunitas China Muslim Hanafi, membangun masjid, dan shalat berjamaah.
Silaturahmi ke Palembang (Kukang)
Rombongan Cheng Ho singgah di Kadipaten Majapahit di Palembang. Di sana mereka melakukan:
1. Menumpas Bajak Laut Chen Tsu Yi, seorang asal Hokkian.
2. Mengangkat Shi Chin Qing, seorang Muslim China yang mukim di Palembang, menjadi Ketua Komunitas China Muslim Hanafi di Kukang/ Palembang. Shi Chin Qing ini juga sangat besar jasanya dalam penumpasan Bajak Laut Chen Tsu Yi.
Setelah itu mereka juga singgah ke Bandar-bandar besar Nuswantara saat itu seperti Kuala Tungkal dan Riau.
Silaturahmi ke Malaka
Ketika bersilaturahmi ke Bandar Malaka, rombongan Cheng Ho disambut baik oleh Prameshwara/ Sultan Iskandar Syah. Oleh Prameshwara rombongan diperkenankan bertempat tinggal di sebuah bukit. Sampai sekarang bukit itu dinamakan Bukit China.
Raja Bandar Malaka berterimakasih kepada Cheng Ho atas berhentinya upeti kepada Raja Siyam. Untuk itu dibuat sebuah Prasasti Cheng Ho di Bandar Malaka.
1407
Prameshwara Malaka/ Sultan Iskandarsyah
Bersilaturrahmi ke Kanton
Prameswara Malaka/ Sultan Iskandarsyah ikut ke Tiongkok untuk bersilaturahmi. Beliau disertai oleh 540 orang pengiringnya. Di Kanton beliau disambut oleh Haji Ha Shoui dan berkenan tinggal beberapa lama di Kanton.
Sepulang dari Kanton, beliau Sultan Malaka Iskandarsyah, mendirikan pangkalan armada laut Islam di Malaka .
1408: Kunjungan II Cheng Ho ke Majapahit/ Nuswantara
Armada Cheng Ho mendirikan masjid-masjid dan kantor-kantor dagang di Semarang, Sembung /Cirebon, dan Ancol/ Sunda Kelapa (Kelak menjadi Jayakarta/ Batavia/ Jakarta). Setelah itu mereka menuju ke Seilon (Srilanka) dan Kalikut/ India.
1409: Kunjungan III Cheng Ho ke Majapahit/ Nuswantara
1413: Kunjungan IV Cheng Ho ke Majapahit/ Nuswantara
1. Armada Cheng Ho membawa 63 kapal
2. Setelah singgah di Nuswantara, Cheng Ho meneruskan perjalanannya ke Teluk Aden
3. Menyumbang satwa liar untuk kebun binatang Sultan Burma/ Chempa.
4. Armada Laksamana Sayyid Haji Muhammad Cheng Ho singgah selama 1 bulan di Semarang untuk perbaikan kapal. Masjid Tionghoa Hanafi Semarang sering kali digunakan untuk shalat berjamaah. Antara lain juga oleh Sayyid Ma Hwang dan Haji Feh Tsin.
1414: Sultan Muhammad Syah bertahta di Malaka
Sultan Iskandar Syah wafat di tahun ini. Kemudian putra beliau diangkat menjadi penggantinya, bergelar Sultan Muhammad Syah. Selama satu setengah abad Malaka menjaga perairan Nuswantara/ Majapahit. Sultan-sultan berikutnya adalah Sultan Mudhafar Syah, sultan Mansyur Syah.
Laksamana Hang Tuah
Muncul tokoh bernama Hang Tuah terkenal sebagai pelaut Malaka yang gagah berani. Dialah senopati laut armada Malaka yang setia menjaga selat Malaka. Penjaga gerbang laut Nuswantara ini pernah berkunjung ke pusat Majapahit di Jawa Timur.
Keadaan kerta raharja atau tentram, aman dan sejahtera ini terus bertahan hingga nanti masuknya Armada Portugis tahun 1511.
1416:
Berdirinya kota Demak Bintara
Demak Bintara semula berupa area hutan Danalaya. Kemudian oleh para wali, ulama, kyahi Jawa mulai dibuka dalam rangka mempersiapkan armada sabilillah laut Jawa menghadapi berbagai perubahan konstelasi dunia saat itu.
1416: Kunjungan V Cheng Ho ke Majapahit/ Nuswantara
Pada silaturahmi ini Cheng Ho melalui Haji Bong Tak Keng mengutus Haji Gan Eng Cu untuk menangani Komunitas China Muslim Hanafi di Manila (Mannallah), Filipina. Pada saat bertugas di Mannallah/ Manila/ Filipina ini, lahirlah putri beliau yang kemudian disebut Nyahi Ageng Manila.
1419: Laksamana Haji Kung Wu Ping Wafat
Haji Bong Tak Keng bertugas di Campa, menangani Komunitas Cina Muslim Hanafi.
Salah satu pembesar Cheng Ho, Laksamana Haji Kung Wu Ping wafat di Ancol, Jayakarta/ Batavia/ Jakarta. Beliau dimakamkan di Masjid Ancol yang didirikan oleh Cheng Ho .
1421: Kunjungan VI Cheng Ho ke Majapahit/ Nuswantara
1. Armada Cheng Ho membawa 41 kapal besar
2. Haji Gan Eng Cu dipindahkan dari Mannallah/ Manila/ Filipina ke Tuban. Beliau memboyong seluruh keluarganya termasuk Nyahi Ageng Manila. Di sana beliau diangkat menjadi Kapitan China Muslim di Tuban. Beliau bergelar Adipati Tuban Arya Teja I .
3. Majapahit juga mengangkat dua orang duta besar bernama Sayyid Haji Ma Hong Fu dan Haji Bong Tak Keng (anak mantu dan mertua). Mereka mukim di Majapahit Timur (Tumapel).
1424-49: Sayyid Haji Muhammad Hong Fu (Ma Hong Fu) menjadi Duta Besar Muslim Ming di Tumapel (Majapahit Timur)
Sayyid Haji Muhammad Hong Fu dibantu oleh saudaranya Sayyid Haji Muhammad Yung Long. Ma Yung Long adalah penulisdan sekaligus “kurir” sehingga sering kali bepergian bolak-balik Majapahit-Peking/ China.
Sayyid Haji Ma Hong Fu adalah putra dari Sayyid Panglima Perang Yunnan. Beliau juga adalah menantu Haji Bong Tak Keng yang juga mukim di Tumapel, Majapahit Timur.
Insight:
1424-25
Kaisar IV Ming: Hsung Tsi
Berkuasa Selama 1 Tahun di China
Kaisar III Ming: Yung Lo wafat tahun 1424. Beliau diganti oleh putra beliau: Hsung Tsi. Kaisar ini sangattidak menyukai Cheng Ho, sehingga ekspedisinya tertahan selama beberapa waktu. Namun beliau hanya berkuasa selama setahun.
1425-36
Kaisar V Ming: Hsuan Te/ Hsun Tung
Berkuasa Selama 11 Tahun di China
Kaisar IV Ming Hsung Tsi wafat tahun 1425. Beliau digantikan putranya: Hsuan Te. Beliau berkuasa selama 11 tahun.
1429: Wikrama Wardhana lengser keprabon (wafat?)
1429-47
Prabhustri Suhita memerintah Majapahit selama 17 tahun
1. Dinobatkan demi persatuan Majapahit. Bergelar Prabhustri Suhita. Catatan Muhammad Yung Long/ Ma Yung Long menyebut beliau ini sebagai Raja Su Keng Ta, jadi bukan Prabuistri.
2. Memerintah Majapahit selama 17 tahun dengan dibantu oleh saudara lelakinya: Kertawijaya. Ia adalah salah seorang putra dari Wikrama Wardhana juga.
1430: Kunjungan VII (terakhir) Cheng Ho ke Nuswantara/ Majapahit
1. Saat itu Cheng Ho sudah berusia 60 tahun. Beliau membuat sebuah prasasti di Fukien yang berisi kisah perjalannya sebanyak 7 kali dan mengunjungi 30 negeri.
2. Armada beliau membawa 36 kapal besar, 20.000 orang pasukan, dan ratusan jung/ kapal kecil. Negeri-negeri yang dikunjungi untuk bersilaturahmi antara lain Sailon, Kalkuta, Arabia, Parsi, Aden, Madagaskar, Ormuz, Aden, dan Mogadhisu. Perjalanan pulang, armada ini singgah dulu di berbagai kota di Nuswantara/ Majapahit seperti Malaka, Siam, Champa, Kalimantan dan pulau Jawa.
1432: Cheng Ho Membantu Prabhuistri Suhita menyatukan Majapahit Timur (Tumapel) dan Majapahit Barat (Bhreng Daha)
Tumapel (Majapahit Timur) akhirnya menyatukan diri dengan Bhreng Daha (Majapahit Barat). Hal ini bisa terjadi karena Suhita adalah putri Wikrama Wardhana dari salah satu istri beliau. Ibu Suhita (Istri Wikrama Wardhana) ini ternyata adalah putri dari Wirabhumi, iparnya. Karenanya darah Wikrama Wardhana dan Wirabhumi menyatu kembali pada diri Prabuistri Suhita.
Laksamana Muhammad Cheng Ho terlibat langsung pada peristiwa ini. Beliau dibantu oleh R. Arya Teja I (Bupati Tuban/ Haji Gan Eng Cu). Setelah peritiwa itu saudara R. Arya Teja I/ Haji Gan Eng Cu yang bernama Haji Gan Eng Wan (bergelar R. Arya Suganda), ditugaskan untuk menjadi Adipati Tumapel.
1432: dari Maret-Juli, Armada Cheng Ho berlabuh di Surabaya
Rupanya ini adalah silaturahmi terakhir Laksamana Sayyid Haji Muhammad Cheng Ho. Sepulang dari Majapahit, beliau wafat di kampung kelahirannya Kun Ming, Tiong Kok. Kamunitas Muslim China Hanafi Semarang melaksanakan shalat ghaib di Masjid Sam Poo Kong.
1447-51
Prabu Kertawijaya memerintah Majapahit selama 4 tahun
1. Prabuistri Suhita wafat di tahun ini. Penggantinya adalah Prabu Kertawijaya yang masih saudara tiri Suhita. Beliau juga putra Wikrama Wardhana.
2. Setelah Suhita dinobatkan menjadi raja Majapahit demi perdamaian negeri, Kertawijaya membantu pemerintahan tersebut. Ketika Suhita wafat, Kertawijaya dinobatkan menjadi raja berikutnya.
3. Namun karena sudah termasuk tua, beliau hanya sebentar (4 tahun) memerintah Majapahit.
4. Ia bergelar Wijaya Parakrama Wardhana
1448: Haji Gang Eng Wan (bergelar R. Arya Suganda) wafat di Tumapel
1448: Sunan Gunung Jati Lahir
1451-53
Sri Rajasawardhana/ Bhre Pamotan memerintah Majapahit selama 2 tahun
1. Bhre Pamotan yang bergelar Shri Rajasawardhana adalah masih putra dari Wikrama Wardhana. Jadi ia adalah masih saudara seayah Prabhustri Suhita dan Kertawijaya/ Wijaya Parakrama Wardhana.
2. Sebelum menjadi raja, beliau membantu kedua saudaranya dalam memerintah Majapahit. Namun Bhre Pamotan juga sudah sangat tua, sehingga hanya 2 tahun memerintah Majapahit. Pada tahun 1453 ia meninggal dunia.
3. Bhre Pamotan/ Rajasa Wardhana berputra Bhre Kertabhumi (kelak Bhrawijaya V). Namun karena terdapat masa vacuum Majapahit, ia akhirnya tidak bertahta, mungkin karena ia masih sangat kecil.
1453-56
Masa Interegnum
Majapahit Vacuum of Power