by dr. Zakir Abdul Karim Naik
Hindu dan Islam ternyata memang sama ? Kebanyakan umat Hindu dan umat Islam mungkin juga akan terkejut membaca kalimat tersebut,
Mungkin tidak seorangpun yang pernah membayangkannya, tidak juga saya sendiri. Hal ini saya dapatkan dalam sebuah ceramah dari Dr. Zakir Naik, seorang ulama perbandingan agama kelas dunia yang berasal dari India, seorang ulama yang terkenal sangat brillian, dimana dalam setiap ceramah ataupun diskusi/debat ilmiah tentang agama, dia selalu dapat menyebuntukan dalil-dalil yang tepat untuk setiap permasalahan yang merujuk pada kitab-kitab suci agama Islam, Yahudi, Kristen, dan Hindu, dimana semuanya dia menyebuntukan secara hapal diluar kepala, dan dilakukan di hadapan masing-masing umat agama-agama tersebut termasuk ulama-ulama dan pendeta-pendetanya.
dr. Zakir Abdul Karim Naik
Hal itu tidak mungkin berani ia lakukan kalau memang tidak mempunyai kemampuan untuk memahami dan menghafal masing-masing kitab suci tersebut (meskipun mungkin untuk kitab-kitab selain Al-Qur’an tidak 100% hafal). Itupun mungkin masih ada kitab-kitab agama lain lagi yang juga ia paham dan hafal isinya, misalnya kitab-kitab agama Buddha, yang hal ini belum saya ketahui karena belum pernah melihat ceramahnya atau debat ilmiah religi-nya yang berhubungan dengan agama Buddha, kalau yang berhubungan dengan agama Islam, Kristen, Yahudi, dan Hindu, saya sudah melihatnya sendiri.
Ada satu hal yang menjadi dasar apabila kita ingin untuk mengetahui ajaran dari suatu agama dengan lebih baik, yaitu dari kitab suci-nya. Ya benar, kitab suci-nya. Hal ini juga membuat saya teringat saat SD dulu pernah diajarkan bahwa syarat sebuah ajaran/kepercayaan dapat dikatakan sebagai agama, adalah adanya kitab suci. Tanpa itu tidak layak sebuah ajaran/kepercayaan dipandang sebagai sebuah agama.
Orang dapat mengatakan agamanya mengajarkan ini dan itu, bahwa mereka harus mempercayai dan melakukan ini dan itu, tapi jika itu semua ternyata berbeda atau bertentangan dengan apa yang disebuntukan dalam kitab sucinya, maka semua yang dipercayai atau dijalankan itu mungkin saja tidak akan ada gunanya. Karena dalam agama apapun selalu ada (sedikit atau banyak) pengaruh kebudayaan atau bahkan pemikiran/ajaran yang dianggap orang menjadi bagian dari ajaran agama tersebut, tapi ternyata bukan seperti itu yang diajarkan dalam kitab sucinya. Dan ternyata bila kita membaca dan mempelajari suatu agama langsung dari kitab sucinya, kita akan menemui hal-hal yang sangat menarik yang mungkin sangat berbeda dari pemahaman kita semula tentang suatu agama, seperti yang sudah dilakukan dengan sangat baik oleh ulama-ulama besar perbandingan agama seperti Ahmed Deedat dan Zakir Naik, seperti topik utama yang akan kita bahas dalam tulisan ini.
Definisi Hindu
Agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari daratan India, kemudian baru menyebar ke seluruh dunia. Sesungguhnya kata Hindu memiliki definisi geografis, yaitu orang atau keadaan orang yang menghuni di sekitar sungai Sindu. Menurut ahli sejarah, kata Hindu pertama kali dipergunakan oleh orang Persia ketika pertama datang ke India melalui jalan sebelah barat laut Himalaya. Menurut Encyclopedia of Religion and Ethics vol. 6 ref 699 : kata Hindu tidak ada disebutkan dalam setiap literatur India, bahkan dalam kitab sucinya sendiri sebelum orang Muslim datang ke India.
Menurut Jawaharlal Nehru dalam bukunya : Discovery of India page : 74 – 75 –> kata Hindu pertama kali digunakan pada abad ke-8 pada masa Persia, dan tidak pernah digunakan untuk menerangkan pengikut agama tertentu, tapi untuk menunjukkan suatu komunitas masyarakat. Dan kata Hindu pertama kali digunakan oleh orang Inggris untuk menunjukkan kepercayaan sebagian besar orang India.
Menurut Encyclopedia Britanica vol. 20 Ref. 581 : kata Hindu pertama kali digunakan oleh penulis Inggris pada tahun 1830 untuk menggambarkan keadaan dan kepercayaan orang India. Dan karena berasal dari orang Inggris, maka kata itu sekarang menjadi bahasa Inggris.
Sebenarnya orang Hindu terpelajar keberatan thd penggunaan kata itu, karena menurut mereka itu salah kaprah. Seharusnya nama agama Hindu adalah : Sanata Dharma (agama yang abadi), Vedic Dharma (agama Weda), atau Vedantist (pengikut Weda). Hal ini karena kata Sanata Dharma, Vedic, ataupun Vedantist memang ada tersebut dalam kitab-kitab suci Hindu. Apalagi saat ini agama Hindu sudah menyebar ke seluruh dunia, bukan hanya menjadi kepercayaan yang dianut oleh orang India saja.
Definisi Islam
Islam berasal dari kata bahasa arab “salam” yang artinya “damai”, atau kata “Salim” yang artinya penyerahan diri pada Tuhan. Jadi Islam berarti : kedamaian yang didapat karena penyerahan diri pada Tuhan. Dan semua yang menyerahkan diri kepada Tuhan disebut muslim.
Kata Islam banyak terapat dalam Qur’an dan hadits nabi seperti di QS. Al-Baqarah(2) : 208, sedangkan kata muslim banyak juga terdapat dalam Qur’an dan hadits seperti pada QS. Ali Imran(2) : 64.
Sebenarnya menurut kepercayaan agama Islam sendiri, adalah salah kalau mengatakan Islam adalah sebuah agama yang didirikan atau diciptakan oleh nabi Muhammad. Islam sudah ada sejak dahulu kala, sejak manusia pertama ada di bumi ini. Nabi Muhammad bukanlah pendiri Islam, melainkan penutup para nabi. Jadi, sebelum nabi Muhammad telah ada banyak nabi-nabi yang lain yang juga mengemban amanat Tuhan untuk menyebarkan ajaran agama dari Tuhan.
Konsep Tuhan dalam Hindu
Menurut orang Hindu awam, Tuhan bisa ada 1, 10 ,100, 1000, atau mungkin sejuta. Tapi kalangan Hindu yang terpelajar (umat Hindu yang mempelajari kitab suci dan sejarah Hindu) akan mengatakan bahwa ajaran Hindu hanya percaya pada satu Tuhan(monotheisme/ Tauhid).
Kebanyakan umat Hindu menganut paham Phanteism/Fantaisme (Pancaran), yaitu “Everything is God” (semua adalah Tuhan). Matahari, bulan, bintang, bahkan ular-pun dianggap Tuhan. Sedang umat Islam menganut paham “Everything is God’s” (semuanya milik Tuhan). Pohon, manusia, bumi, bulan, bintang, dll. semua adalah milik Tuhan. Dalam Hindu –> God, dalam Islam –> God’s, perbedaannya hanya pada “’s”. Maka jika umat Hindu dan Islam sepakat pada “’s” ini maka mereka akan bersatu.
Kitab suci Hindu
Kitab Hindu terbagi dalam 2 kategori besar, yaitu : Sruti dan Smriti. Sruti = sesuatu yang diturunkan, yang didengar, yang dirasakan, dan yang dipahami. Inilah yang diakui oleh cendekiawan Hindu sebagai wahyu Tuhan dan derajatnya lebih tinggi dari kitab-kitab lain. Sruti terbagi dua yaitu : Weda dan Upanishad.
Veda diambil dari kata sansekerta “ved” yang artinya : pengetahuan. Jadi Weda artinya : pengetahuan yang sangat mulia.
Veda dibagi menjadi :
Kitab “kelas dua” setelah Sriti adalah Smriti. Smriti artinya ingatan. “sm” berarti mengingat. Cendekiawan Hindu mengatakan kitab ini bukan dari Tuhan, tapi buatan manusia sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Ada juga kitab itihas – epik, ada 2 epik besar yaitu : Ramayana dan Mahabarata yang mengisahkan tentang peperangan.
Ayat-ayat tentang Tuhan dalam kitab Hindu
Dalam kitab Upanishad :
- Shvetashvatara Upanishad Ch. 4 V. 19 menyatakan tidak ada satu makhlukpun yang menyerupai Tuhan.
- Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Vishnu (Wishnu) artinya Sustainer (pemelihara alam), yang memberi rizki. Bahasa arabnya adalah “Rabb”. Orang muslim tidak keberatan Allah disebut Rabb, Vishnu, Sustainer, Cheriser. Yang jadi masalah adalah Vishnu adalah Tuhan yang punya 4 tangan, tiap tangan memegang cakra, tangan kirinya memegang rumah kerang, menaiki seekor burung garuda sambil bersandar pada gulungan ular. Umat muslim tidak bisa menerima itu.
- Apalagi Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
- Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebuntukan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yang satu
- Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebuntukan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
- Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.
- Konsep Tuhan menurut Islam
Jawaban terbaik umat Islam tentang Konsep Tuhan adalah apa yang terdapat pada QS. Al-Ikhlas (112) : 1 – 4 :
Sebagai contoh :
Ada “sebagian” umat Hindu yang menyatakan bahwa Bhagwan Rajneesh adalah Tuhan. Dalam kitab suci Hindu memang tidak ada satupun yang menyatakan dia adalah Tuhan, tapi ada orang-orang yang menyatakan dia sebagai Tuhan. Untuk mengetahui seseorang/sesuatu adalah Tuhan, masukkan dalam ayat-ayat tadi, kalau lulus, dia benar Tuhan, kalau tidak berarti dia “Tuhan palsu”.
Al-Ikhlas ayat 1 : dia unik/hanya satu-satunya? Tidak. Masih banyak orang lain yang mengaku sebagai Tuhan. Banyak orang juga menjalani kehidupan seperti dia : makan, minum, tidur, berbicara, dll.
Al-Ikhlas ayat 2 : dia mutlak dan abadi? Tidak. Dia penderita asma, penyakit gula, dan nyeri punggung kronis. Tuhan penyakitan? Dan pada akhirnya dia juga mati seperti manusia lainnya. Tuhan mati?
Al-Ikhlas ayat 3 : dia tidak dilahirkan dan tidak punya ayah-ibu? Dia lahir di India dan punya ayah-ibu. Tahun 1981 dia pergi ke Amerika dan melakukan ribuan kunjungan di Amerika, kemudian membangun sebuah kota di daerah Oregon yang bernama Rajneesh furm. Tapi kemudian dia ditangkap di Amerika dan pemerintah Amerika menaruhnya di Furmbash. Dan dia mengaku sebagai Tuhan di Amerika. Dan orang yang mengaku Tuhan itu minta rokok ketika di penjara. Tuhan dipenjara? Tuhan minta rokok? Setelah dia kembali ke India, di kota Puna dia kembali membuat markas yang dikenal sebagai masyarakat Osho. Di sana ada sebuah prasasti bertuliskan “Rajneesh tidak pernah lahir dan tidak pernah mati, pernah singgah di planet bumi pada tgl 11 des 1991 s/d 19 jan 1990”. Tapi mungkin mereka lupa mencantumkan kalau ia pernah tidak diijinkan masuk ke 21 negara karena tidak punya visa. Tuhan yang menciptakan dunia harus mengemis visa untuk masuk ke Negara-negara yang terdapat dalam bumi yang telah diciptakan-Nya ?
Al-Ikhlas ayat 4 : tidak ada makhluk yang menyerupai Tuhan. Jadi apapun dan siapapun di jagat raya ini yang dibandingkan dengan Tuhan, maka dia bukanlah Tuhan. Rajneesh adalah manusia yang sama dengan manusia lain. Makhluk apapun di alam semesta ini tidak ada yang akan lolos dari ayat ini untuk dapat dinyatakan sebagai Tuhan.
Orang Islam memanggil Tuhannya dengan nama “Allah”. Sekalipun kata “Allah” secara umum bisa diartikan sebagai Tuhan, tapi nama ini adalah nama yang unik, benar-benar menyatakan ke-esa-an Tuhan, tidak bisa seperti kata “God” dalam bahasa Inggris yang bisa jadi Gods, Godes, God father, God mother, dll. yang tidak dapat digunakan untuk meyatakan ke-esa-an Tuhan. Bahkan kalau dalam bahasa Indonesia kita mengenal dua kata yang berbeda untuk “Tuhan” dan “Dewa”, maka kata “God” dalam bahasa Inggris tidak bisa membedakannya. Misalnya kata “God of gambler” bukan diartikan sebagai Tuhannya penjudi, tapi diartikan sebagai Dewa Judi.
Konsep kehidupan dan kematian dalam Hindu
Umumnya umat Hindu percaya apa yang dinamakan “Samsara”, yaitu perputaran kelahiran dan kematian berulang kali, yang dikenal dengan nama “Reinkarnasi”. Yaitu orang yang sudah mati rohnya akan berpindah pada sosok lain yang akan lahir kembali di dunia. Bila amalannya baik, maka ia akan terlahir kembali dengan kehidupan yang lebih baik, tapi bila amalannya jelek ia akan terlahir kembali dengan kehidupan yang buruk atau menjadi makhluk yang lebih rendah derajatnya. Begitulah terjadi berulang kali. Mereka mengatakan konsep Samsara inilah yang dapat menjawab mengapa ada orang yang lahir cacat dan miskin. Sebab untuk apa Tuhan menciptakan orang cacat dan orang miskin di dunia ini? Begitulah kepercayaan umum kebanyakan umat Hindu.
Akan tetapi ternyata hal ini tidak terdapat dalam Weda. Yang disebuntukan Weda hanya “Punarjanam” atau hidup berikutnya atau hidup lagi, tapi bukan perputaran hidup-mati. Para cendekiawan Hindu mengatakan bahwa tidak pernah ada konsep perpindahan roh/ reinkarnasi dalam Weda.
Terdapat beberapa ayat yang dapat jadi acuan :
Minuman keras dalam Hindu dan Islam
QS. Al-Maidah(5) : 90 menyebuntukan larangan terhadap minuman keras, judi, menyembah berhala, mengundi nasib, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaitan. Dan menyuruh menjauhi perbuatan itu agar mendapat keberuntungan.
Dalam Hindu ternyata juga ada konsep yang serupa :
Telah dikenal secara luas bahwa dalam Islam terdapat konsep poligami. Masalah yang belakangan sempat jadi isu kontroversial dengan pendapat yang pro dan kontra. Secara umum pula banyak orang (di dalam ataupun di luar Islam) telah menganggap bahwa konsep poligami hanya ada di agama Islam. Tentang topik ini lebih lengkap anda bisa membaca tulisan saya tentang Poligami.
Di Islam konsep Poligami terdapat dalam surat An-Nisa’ ayat 3. Bagaimana dalam Hindu? Adakah disebuntukan tentang poligami? Beberapa yang hal dapat dijadikan acuan adalah :
Hadits Bukhari Vol 1 kitab Iman hadits no 8 menyatakan : Islam itu terdiri atas 5 tiang : Syahadat, Sholat, puasa, zakat, haji.
Kembali ke ajaran kitab suci
Sumber referensi pada akhir ceramahnya menyampaikan suatu hal yang sangat menarik tentang ajakan untuk kembali ke kitab suci sebagai dasar utama ajaran agama. Karena hanya dengan kembali ke kitab suci-lah seseorang dapat menemukan esensi sebenarnya dari ajaran agamanya yang mungkin saja tidak pernah diketahuinya karena minimnya akses umat ke kitab suci, dan selama ini hanya menerima saja apa yang diberikan oleh pemimpin agama mereka. Masalahnya adalah banyaknya para pemuka agama yang melarang umatnya untuk membaca kitab suci, membuat terhalangnya umat untuk memahami kitab sucinya.
Islam yang tidak mengenal konsep kependetaan sebagai perantara antara umat dan Tuhannya dapat menjadi contoh yang bagus dimana justru dengan tidak adanya konsep kependetaan itu membuat umat Islam mempunyai akses terhadap kitab sucinya jauh lebih besar dibandingkan umat2x agama lainnya.
Ia juga berpendapat, seperti umat Islam yang tetap menjaga bahasa arab dalam Al-Qur’an, seharusnya umat Hindu juga menghidupkan lagi bahasa Sansekerta sebagai alat untuk memahami kitab sucinya, karena seperti yang sudah sering berhasil ia buktikan dalam berbagai diskusi agama, sebuah kitab suci akan lebih dapat dipahami dengan benar apabila ia dibaca dan dipahami melalui bahasa aslinya. Ia mengatakan, Jika orang Hindu memahami kitab sucinya dengan baik, mereka akan menemukan bahwa kitab suci Hindu dan Islam sama berbicara tentang Tuhan yang satu, mereka akan punya misi yang sama seperti yang dikatakan oleh nabi Muhammad, dan mereka akan percaya adanya kehidupan setelah kematian.
Beberapa pertanyaan yang mungkin timbul dari apa yang dipaparkan di atas tadi adalah :
Kalau ternyata banyak ajaran yang sama antara Hindu dan Islam, apakah itu berarti bahwa umat Hindu juga bisa disebut Ahlul Kitab?
Jawaban ini mungkin bisa mewakili :
Berinteraksi dengan jiwa toleran dalam setiap bentuk aktivitas, tidak harus membuang prinsip hidup (beragama) yang kita yakini. Kehidupan yang toleran justru akan menguatkan prinsip hidup (keagamaan) yang kita yakini. Segalanya menjadi jelas dan tegas tatkala kita meletakkan sikap mengerti dan memahami terhadap apapun yang nyata berbeda dengan prinsip yang kita yakini. Kita bebas dengan keyakinan kita, sedangkan pihak yang berbeda (yang memusuhi sekalipun) kita bebaskan terhadap sikap dan keyakinannya.
Dialog disertai deklarasi tegas dan sikap toleran telah dicontohkan oleh Rasulullah dalam Q.S. 109: “Wahai orang yang berbeda prinsip (yang menentang). Aku tidak akan mengabdi kepada apa yang menjadi pengabdianmu. Dan kamu juga tidak harus mengabdi kepada apa yang menjadi pengabdianku. Dan sekali-kali aku tidak akan menjadi pengabdi pengabdianmu. Juga kamu tidak mungkin mengabdi di pengabdianku. Agamamu untukmu. Dan agamaku untukku.”
Prinsip yang telah dibela oleh Rasulullah sangat jelas, dengan sentuhan deklarasi yang tegas. Sedangkan prinsip yang harus dipegang oleh mereka yang berbeda (penentangnya) juga dijelaskan dengan tegas. Namun diiringi dengan sikap toleransi yang sangat tinggi: Kamu pada prinsipmu dan aku pada prinsipku. Yakni sepakat untuk berbeda.
Dalam ajaran Islam jelas menyatakan bahwa pada masa sebelum Al-Qur’an dan nabi Muhammad, sudah terdapat ajaran dan kitab2x suci dari Tuhan, tetapi setelah nabi Muhammad dan Al-Qur’an muncul, itulah versi terakhir dan terlengkap untuk menyempurnakan semua ajaran2x Tuhan yang telah diturunkan sebelumnya.
Lantas kalau agama Hindu itu memiliki banyak kesamaan dengan Islam, apakah kita setuju dengan pendapat bahwa semua agama adalah sama? Beberapa hal berikut bisa menjadi pertimbangan :
“Tulisan ini dibuat bukan untuk menggali perpecahan, tetapi justru untuk menanam kebersamaan sesuai dengan tema ceramah dari sumber referensi yang dengan ceramahnya itu berharap agar umat kedua agama dapat melihat sebuah inti persamaan dalam agama mereka, sehingga mereka akan lebih mudah untuk bersatu (hal ini didasarkan pada kerapnya terjadi pertikaian antara kedua pemeluk agama tersebut di India sana).”
“Tentu saja orang boleh berbeda pendapat asal dapat menyikapinya secara baik dan dewasa. Semoga dapat berguna bagi kita semua dalam pencarian kebenaran yang hakiki.”
Referensi :
- Ceramah dr. Zakir Abdul Karim Naik, seorang ulama perbandingan agama terkenal dari India, dalam topik : “Persamaan antara Hindu dan Islam”.
SUMBER;>http://religiku.wordpress.com/2007/09/10/hindu-dan-islam-ternyata-sama/
Hindu dan Islam ternyata memang sama ? Kebanyakan umat Hindu dan umat Islam mungkin juga akan terkejut membaca kalimat tersebut,
Mungkin tidak seorangpun yang pernah membayangkannya, tidak juga saya sendiri. Hal ini saya dapatkan dalam sebuah ceramah dari Dr. Zakir Naik, seorang ulama perbandingan agama kelas dunia yang berasal dari India, seorang ulama yang terkenal sangat brillian, dimana dalam setiap ceramah ataupun diskusi/debat ilmiah tentang agama, dia selalu dapat menyebuntukan dalil-dalil yang tepat untuk setiap permasalahan yang merujuk pada kitab-kitab suci agama Islam, Yahudi, Kristen, dan Hindu, dimana semuanya dia menyebuntukan secara hapal diluar kepala, dan dilakukan di hadapan masing-masing umat agama-agama tersebut termasuk ulama-ulama dan pendeta-pendetanya.
dr. Zakir Abdul Karim Naik
Hal itu tidak mungkin berani ia lakukan kalau memang tidak mempunyai kemampuan untuk memahami dan menghafal masing-masing kitab suci tersebut (meskipun mungkin untuk kitab-kitab selain Al-Qur’an tidak 100% hafal). Itupun mungkin masih ada kitab-kitab agama lain lagi yang juga ia paham dan hafal isinya, misalnya kitab-kitab agama Buddha, yang hal ini belum saya ketahui karena belum pernah melihat ceramahnya atau debat ilmiah religi-nya yang berhubungan dengan agama Buddha, kalau yang berhubungan dengan agama Islam, Kristen, Yahudi, dan Hindu, saya sudah melihatnya sendiri.
Ada satu hal yang menjadi dasar apabila kita ingin untuk mengetahui ajaran dari suatu agama dengan lebih baik, yaitu dari kitab suci-nya. Ya benar, kitab suci-nya. Hal ini juga membuat saya teringat saat SD dulu pernah diajarkan bahwa syarat sebuah ajaran/kepercayaan dapat dikatakan sebagai agama, adalah adanya kitab suci. Tanpa itu tidak layak sebuah ajaran/kepercayaan dipandang sebagai sebuah agama.
Orang dapat mengatakan agamanya mengajarkan ini dan itu, bahwa mereka harus mempercayai dan melakukan ini dan itu, tapi jika itu semua ternyata berbeda atau bertentangan dengan apa yang disebuntukan dalam kitab sucinya, maka semua yang dipercayai atau dijalankan itu mungkin saja tidak akan ada gunanya. Karena dalam agama apapun selalu ada (sedikit atau banyak) pengaruh kebudayaan atau bahkan pemikiran/ajaran yang dianggap orang menjadi bagian dari ajaran agama tersebut, tapi ternyata bukan seperti itu yang diajarkan dalam kitab sucinya. Dan ternyata bila kita membaca dan mempelajari suatu agama langsung dari kitab sucinya, kita akan menemui hal-hal yang sangat menarik yang mungkin sangat berbeda dari pemahaman kita semula tentang suatu agama, seperti yang sudah dilakukan dengan sangat baik oleh ulama-ulama besar perbandingan agama seperti Ahmed Deedat dan Zakir Naik, seperti topik utama yang akan kita bahas dalam tulisan ini.
Definisi Hindu
Agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari daratan India, kemudian baru menyebar ke seluruh dunia. Sesungguhnya kata Hindu memiliki definisi geografis, yaitu orang atau keadaan orang yang menghuni di sekitar sungai Sindu. Menurut ahli sejarah, kata Hindu pertama kali dipergunakan oleh orang Persia ketika pertama datang ke India melalui jalan sebelah barat laut Himalaya. Menurut Encyclopedia of Religion and Ethics vol. 6 ref 699 : kata Hindu tidak ada disebutkan dalam setiap literatur India, bahkan dalam kitab sucinya sendiri sebelum orang Muslim datang ke India.
Menurut Jawaharlal Nehru dalam bukunya : Discovery of India page : 74 – 75 –> kata Hindu pertama kali digunakan pada abad ke-8 pada masa Persia, dan tidak pernah digunakan untuk menerangkan pengikut agama tertentu, tapi untuk menunjukkan suatu komunitas masyarakat. Dan kata Hindu pertama kali digunakan oleh orang Inggris untuk menunjukkan kepercayaan sebagian besar orang India.
Menurut Encyclopedia Britanica vol. 20 Ref. 581 : kata Hindu pertama kali digunakan oleh penulis Inggris pada tahun 1830 untuk menggambarkan keadaan dan kepercayaan orang India. Dan karena berasal dari orang Inggris, maka kata itu sekarang menjadi bahasa Inggris.
Sebenarnya orang Hindu terpelajar keberatan thd penggunaan kata itu, karena menurut mereka itu salah kaprah. Seharusnya nama agama Hindu adalah : Sanata Dharma (agama yang abadi), Vedic Dharma (agama Weda), atau Vedantist (pengikut Weda). Hal ini karena kata Sanata Dharma, Vedic, ataupun Vedantist memang ada tersebut dalam kitab-kitab suci Hindu. Apalagi saat ini agama Hindu sudah menyebar ke seluruh dunia, bukan hanya menjadi kepercayaan yang dianut oleh orang India saja.
Definisi Islam
Islam berasal dari kata bahasa arab “salam” yang artinya “damai”, atau kata “Salim” yang artinya penyerahan diri pada Tuhan. Jadi Islam berarti : kedamaian yang didapat karena penyerahan diri pada Tuhan. Dan semua yang menyerahkan diri kepada Tuhan disebut muslim.
Kata Islam banyak terapat dalam Qur’an dan hadits nabi seperti di QS. Al-Baqarah(2) : 208, sedangkan kata muslim banyak juga terdapat dalam Qur’an dan hadits seperti pada QS. Ali Imran(2) : 64.
Sebenarnya menurut kepercayaan agama Islam sendiri, adalah salah kalau mengatakan Islam adalah sebuah agama yang didirikan atau diciptakan oleh nabi Muhammad. Islam sudah ada sejak dahulu kala, sejak manusia pertama ada di bumi ini. Nabi Muhammad bukanlah pendiri Islam, melainkan penutup para nabi. Jadi, sebelum nabi Muhammad telah ada banyak nabi-nabi yang lain yang juga mengemban amanat Tuhan untuk menyebarkan ajaran agama dari Tuhan.
Konsep Tuhan dalam Hindu
Menurut orang Hindu awam, Tuhan bisa ada 1, 10 ,100, 1000, atau mungkin sejuta. Tapi kalangan Hindu yang terpelajar (umat Hindu yang mempelajari kitab suci dan sejarah Hindu) akan mengatakan bahwa ajaran Hindu hanya percaya pada satu Tuhan(monotheisme/ Tauhid).
Kebanyakan umat Hindu menganut paham Phanteism/Fantaisme (Pancaran), yaitu “Everything is God” (semua adalah Tuhan). Matahari, bulan, bintang, bahkan ular-pun dianggap Tuhan. Sedang umat Islam menganut paham “Everything is God’s” (semuanya milik Tuhan). Pohon, manusia, bumi, bulan, bintang, dll. semua adalah milik Tuhan. Dalam Hindu –> God, dalam Islam –> God’s, perbedaannya hanya pada “’s”. Maka jika umat Hindu dan Islam sepakat pada “’s” ini maka mereka akan bersatu.
Kitab suci Hindu
Kitab Hindu terbagi dalam 2 kategori besar, yaitu : Sruti dan Smriti. Sruti = sesuatu yang diturunkan, yang didengar, yang dirasakan, dan yang dipahami. Inilah yang diakui oleh cendekiawan Hindu sebagai wahyu Tuhan dan derajatnya lebih tinggi dari kitab-kitab lain. Sruti terbagi dua yaitu : Weda dan Upanishad.
Veda diambil dari kata sansekerta “ved” yang artinya : pengetahuan. Jadi Weda artinya : pengetahuan yang sangat mulia.
Veda dibagi menjadi :
- Rigveda –> inti weda
- Yajurveda –> tentang mantra
- Samaveda –> tentang melodi
- Atharva veda –> formula magis
Kitab “kelas dua” setelah Sriti adalah Smriti. Smriti artinya ingatan. “sm” berarti mengingat. Cendekiawan Hindu mengatakan kitab ini bukan dari Tuhan, tapi buatan manusia sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Ada juga kitab itihas – epik, ada 2 epik besar yaitu : Ramayana dan Mahabarata yang mengisahkan tentang peperangan.
Ayat-ayat tentang Tuhan dalam kitab Hindu
Dalam kitab Upanishad :
- Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 menyatakan bahwa Tuhan hanya ada satu.
- Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan pelindung.
- Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada sesuatupun yang menyerupai Dia
- Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat. Tidak ada orang yang mampu melihat dengan mata.
- Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 menyatakan bahwa Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.
- Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yang berhak disembah
- Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
- Yajurveda Ch. 40 V. 9 menyatakan bahwa “Andhatma pravishanti” artinya memasuki, dan “assambhuti” artinya benda/alam seperti api, air, dan udara. Maksudnya mereka yang menyembah benda/alam seperti api, air, udara, telah masuk kedalam kegelapan
- Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
- Pada Rigveda yang dianggap paling suci, pada Rigveda Bk. 1 Hymn 64. V. 46 dinyatakan : Tuhan itu Maha Esa, panggillah Dia dengan berbagai nama. Di Islam juga ada 99 nama untuk Tuhan yang satu.
- Juga diulangi pada Rigveda Bk. 10 Hymn 114 V. 5 menyatakan Tuhan itu satu tapi Dia disebut dengan nama yang bermacam-macam
- Pada Rigveda Bk. 2 Hymn 1 menyatakan bahwa ada 33 nama yang ditujukan pada Tuhan, diantaranya :
- Shvetashvatara Upanishad Ch. 4 V. 19 menyatakan tidak ada satu makhlukpun yang menyerupai Tuhan.
- Rigveda Bk. 2 Hymn 1 V. 3 : Vishnu (Wishnu) artinya Sustainer (pemelihara alam), yang memberi rizki. Bahasa arabnya adalah “Rabb”. Orang muslim tidak keberatan Allah disebut Rabb, Vishnu, Sustainer, Cheriser. Yang jadi masalah adalah Vishnu adalah Tuhan yang punya 4 tangan, tiap tangan memegang cakra, tangan kirinya memegang rumah kerang, menaiki seekor burung garuda sambil bersandar pada gulungan ular. Umat muslim tidak bisa menerima itu.
- Apalagi Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
- Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebuntukan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yang satu
- Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebuntukan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
- Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.
- Konsep Tuhan menurut Islam
Jawaban terbaik umat Islam tentang Konsep Tuhan adalah apa yang terdapat pada QS. Al-Ikhlas (112) : 1 – 4 :
- Ayat 1 : Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa”
- Ayat 2 : Allah tempat meminta segala sesuatu
- Ayat 3 : Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
- Ayat 4 : dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.
- QS. Al-Ikhlas (112) : 1 = Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1 –> Tuhan hanya satu.
- QS. Al-Ikhlas (112) : 2 = Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3 –> Dia adalah Tuhan semesta alam
- QS. Al-Ikhlas (112) : 3 = Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9 –> Tuhan tidak punya bapak dan ibu
- QS. Al-Ikhlas (112) : 4 = Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19 dan Yajurveda Ch. 32 V. 3 –> tidak ada yang menyerupai Tuhan
Sebagai contoh :
Ada “sebagian” umat Hindu yang menyatakan bahwa Bhagwan Rajneesh adalah Tuhan. Dalam kitab suci Hindu memang tidak ada satupun yang menyatakan dia adalah Tuhan, tapi ada orang-orang yang menyatakan dia sebagai Tuhan. Untuk mengetahui seseorang/sesuatu adalah Tuhan, masukkan dalam ayat-ayat tadi, kalau lulus, dia benar Tuhan, kalau tidak berarti dia “Tuhan palsu”.
Al-Ikhlas ayat 1 : dia unik/hanya satu-satunya? Tidak. Masih banyak orang lain yang mengaku sebagai Tuhan. Banyak orang juga menjalani kehidupan seperti dia : makan, minum, tidur, berbicara, dll.
Al-Ikhlas ayat 2 : dia mutlak dan abadi? Tidak. Dia penderita asma, penyakit gula, dan nyeri punggung kronis. Tuhan penyakitan? Dan pada akhirnya dia juga mati seperti manusia lainnya. Tuhan mati?
Al-Ikhlas ayat 3 : dia tidak dilahirkan dan tidak punya ayah-ibu? Dia lahir di India dan punya ayah-ibu. Tahun 1981 dia pergi ke Amerika dan melakukan ribuan kunjungan di Amerika, kemudian membangun sebuah kota di daerah Oregon yang bernama Rajneesh furm. Tapi kemudian dia ditangkap di Amerika dan pemerintah Amerika menaruhnya di Furmbash. Dan dia mengaku sebagai Tuhan di Amerika. Dan orang yang mengaku Tuhan itu minta rokok ketika di penjara. Tuhan dipenjara? Tuhan minta rokok? Setelah dia kembali ke India, di kota Puna dia kembali membuat markas yang dikenal sebagai masyarakat Osho. Di sana ada sebuah prasasti bertuliskan “Rajneesh tidak pernah lahir dan tidak pernah mati, pernah singgah di planet bumi pada tgl 11 des 1991 s/d 19 jan 1990”. Tapi mungkin mereka lupa mencantumkan kalau ia pernah tidak diijinkan masuk ke 21 negara karena tidak punya visa. Tuhan yang menciptakan dunia harus mengemis visa untuk masuk ke Negara-negara yang terdapat dalam bumi yang telah diciptakan-Nya ?
Al-Ikhlas ayat 4 : tidak ada makhluk yang menyerupai Tuhan. Jadi apapun dan siapapun di jagat raya ini yang dibandingkan dengan Tuhan, maka dia bukanlah Tuhan. Rajneesh adalah manusia yang sama dengan manusia lain. Makhluk apapun di alam semesta ini tidak ada yang akan lolos dari ayat ini untuk dapat dinyatakan sebagai Tuhan.
Orang Islam memanggil Tuhannya dengan nama “Allah”. Sekalipun kata “Allah” secara umum bisa diartikan sebagai Tuhan, tapi nama ini adalah nama yang unik, benar-benar menyatakan ke-esa-an Tuhan, tidak bisa seperti kata “God” dalam bahasa Inggris yang bisa jadi Gods, Godes, God father, God mother, dll. yang tidak dapat digunakan untuk meyatakan ke-esa-an Tuhan. Bahkan kalau dalam bahasa Indonesia kita mengenal dua kata yang berbeda untuk “Tuhan” dan “Dewa”, maka kata “God” dalam bahasa Inggris tidak bisa membedakannya. Misalnya kata “God of gambler” bukan diartikan sebagai Tuhannya penjudi, tapi diartikan sebagai Dewa Judi.
Konsep kehidupan dan kematian dalam Hindu
Umumnya umat Hindu percaya apa yang dinamakan “Samsara”, yaitu perputaran kelahiran dan kematian berulang kali, yang dikenal dengan nama “Reinkarnasi”. Yaitu orang yang sudah mati rohnya akan berpindah pada sosok lain yang akan lahir kembali di dunia. Bila amalannya baik, maka ia akan terlahir kembali dengan kehidupan yang lebih baik, tapi bila amalannya jelek ia akan terlahir kembali dengan kehidupan yang buruk atau menjadi makhluk yang lebih rendah derajatnya. Begitulah terjadi berulang kali. Mereka mengatakan konsep Samsara inilah yang dapat menjawab mengapa ada orang yang lahir cacat dan miskin. Sebab untuk apa Tuhan menciptakan orang cacat dan orang miskin di dunia ini? Begitulah kepercayaan umum kebanyakan umat Hindu.
Akan tetapi ternyata hal ini tidak terdapat dalam Weda. Yang disebuntukan Weda hanya “Punarjanam” atau hidup berikutnya atau hidup lagi, tapi bukan perputaran hidup-mati. Para cendekiawan Hindu mengatakan bahwa tidak pernah ada konsep perpindahan roh/ reinkarnasi dalam Weda.
- Rigveda Bk. 10 Hymn 16 V. 4 – 5 berbicara mengenai kehidupan sesudah mati, bukan perputaran hidup-mati.
- Dalam Weda juga terdapat konsep surga dan neraka yang mirip dengan konsep dalam Islam. Surga digambarkan sebagai tempat yang sangat indah, banyak mengalir sungai susu, buah-buahan bermacam-macam, tempatnya indah, dll. Neraka juga digambarkan mrip dengan konsep dalam Islam, dimana neraka digambarkan dengan gambaran api, dimana di neraka orang akan mengalami penderitaan.
Terdapat beberapa ayat yang dapat jadi acuan :
- QS. Al-Baqarah(2) : 28 menyebuntukan bahwa manusia pada awalnya adalah mati, kemudian dihidupkan oleh Allah, lalu akan mati dan dibangkitkan kembali.
- QS. Al-Mulk(67) : 2 menyebuntukan bahwa Allah yang menciptakan hidup untuk jadi batu ujian. Hidup ini adalah ujian untuk kesuksesan di akhirat.
- QS. Ali-Imran (3) : 185 menyebuntukan bahwa setiap jiwa akan merasakan mati, pada hari akhir akan diperhitungkan semua amalan manusia. Orang2x yang selamat dari siksa api neraka dan memasuki surga, di sana mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan di dunia, dunia ini hanyalah berisi permainan dan tipuan belaka.
- QS. Al-Baqarah (2) : 24 isinya menjelaskan tentang neraka.
Minuman keras dalam Hindu dan Islam
QS. Al-Maidah(5) : 90 menyebuntukan larangan terhadap minuman keras, judi, menyembah berhala, mengundi nasib, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaitan. Dan menyuruh menjauhi perbuatan itu agar mendapat keberuntungan.
Dalam Hindu ternyata juga ada konsep yang serupa :
- Minuman keras dilarang dalam kitab2x Hindu : Manusmriti Ch. 9 V. 235, Manusmriti Ch. 11 V. 55, Rigveda Bk. 8 Hymn 2 V. 12, dan banyak lagi bagian yang lain
- Judi dilarang dalam kitab Weda, misalnya : Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 3
- Mengundi nasib dengan bermain dadu dilarang, mis : Rigveda Bk. 10 Hymn 34 V. 13
- Hal2x yang berhubungan dengan meramal adalah dosa, mis : Manusmriti Ch. 9 V. 258
Telah dikenal secara luas bahwa dalam Islam terdapat konsep poligami. Masalah yang belakangan sempat jadi isu kontroversial dengan pendapat yang pro dan kontra. Secara umum pula banyak orang (di dalam ataupun di luar Islam) telah menganggap bahwa konsep poligami hanya ada di agama Islam. Tentang topik ini lebih lengkap anda bisa membaca tulisan saya tentang Poligami.
Di Islam konsep Poligami terdapat dalam surat An-Nisa’ ayat 3. Bagaimana dalam Hindu? Adakah disebuntukan tentang poligami? Beberapa yang hal dapat dijadikan acuan adalah :
- Vishnusutra Ch. 24 V. 1 menyebuntukan kalau ayahanda Sri Rama punya 4 istri
- Mahabarata Anushasana Parva Sec. 15 menyebuntukan Krisna punya 16100 istri
- Jika dianalisa, orang Hindu boleh mempunyai istri berapapun ia mau, hanya pemerintah India saja yang membatasi dengan mengeluarkan undang2x perkawinan pd th 1956 bahwa orang Hindu hanya boleh menikah dengan 1 istri, sedangkan kitab sucinya membolehkan sesukanya.
- Dalam data pemerintah India, terdapat data poligami dari seluruh penduduk India, bahwa dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 1961 – 1971 orang muslim yang berpoligami sebanyak 4.31% dari jumlah komunitasnya, sedangkan orang Hindu yang poligami adalah sebanyak 5.06% dari jumlah komunitasnya.
- Hindu juga punya konsep Jihad yang sama dengan Islam yaitu berjuang/berperang melawan kebathilan, seperti pada : Bhagavat Gita 2 : 50 ketika Krisna menyuruh Arjuna untuk berjihad, “Berjihadlah engkau demi memperoleh “Yoga” (syahid). Jihad itu demi kebaikan kamu, Jihadlah!
- Kalau di Al-Qur’an terdapat kisah2x tentang perang, Kitab Mahabarata adalah kitab yang berisi peperangan antara Pandawa dan Kurawa. Kitab setebal ribuan halaman itu isinya hanya kisah peperangan.
- Bhagavat Gita –> adalah berisi nasihat Sri Krisna kepada Arjuna di medan pertempuran
- Bhagavat Gita Ch.1 V. 42-46 –> Arjuna berkata pada Sri Krisna kalau ia lebih baik mati tak bersenjata tanpa perang daripada harus membunuh saudara sepupu (Kurawa)
- Bhagavat GitaCh. 2 : 2 –> Krisna berkata, “Oh Arjuna kenapa pikiran kotor itu bisa masuk ke dalam benakmu? Kalau engkau enggan berperang, engkau tidak akan masuk surga, kenapa engkau berkata seperti itu, itu bisa melemahkan hatimu.”
- Bhagavat Gita Ch. 2 : V.31-33 –> Hai Arjuna, kamu ini satria, kamu harus berperang. Dengan begitu engkau akan masuk surga, mereka tidak.
Hadits Bukhari Vol 1 kitab Iman hadits no 8 menyatakan : Islam itu terdiri atas 5 tiang : Syahadat, Sholat, puasa, zakat, haji.
- Syahadat –> kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah (konsep Tuhan yang Esa) dan Muhammad adalah utusan Allah. Di atas sudah dibuktikan bahwa konsep Tuhan yang Esa memang ada dalam Hindu. Dan tentang Muhammad adalah utusan Tuhan juga sudah pernah kita bahas di tulisan “Muhammad adalah nabi umat Hindu?”
- Sholat –> kegiatan utama dlm sholat adalah bersujud, seperti terdapat pada : QS. Ali-Imron(3) : 43 dan QS. Al-Hajj(22) : 77. Dalam Hindu ada banyak bentuk peribadatan, salah satunya disebut “Shastang” yang artinya menyembah dengan 8 anggota badan. Bila kita perhatikan sujud juga dilakukan dengan 8 anggota badan, yaitu : dahi, hidung, 2 telapak tangan, 2 lutut, dan 2 kaki. Jadi dalam Hindu juga ada konsep beribadah dengan bersujud seperti dalam sholat.
- Zakat –> Rigveda Bk. 10 Hymn 117 ayat 5 menjelaskan tentang berderma.
- Puasa –> Manusmriti Ch. 4 ayat 222 dan Manusmriti Ch. 6 ayat 24 menyebuntukan tentang puasa
- Rigveda Bk. 3 Hymn 29 ayat 4 menyebuntukan tentang “Ilaspad” yang artinya adalah juga baitullah. Dan juga dikatakan berada ditengah2x dunia “prathvi”. Dan kita tahu letak Mekkah ada ditengah dunia pada daerah garis Katulistiwa. Hal yang sama Juga disebut pada Rigveda Bk. 1 Hymn 128 V. 1
Kembali ke ajaran kitab suci
Sumber referensi pada akhir ceramahnya menyampaikan suatu hal yang sangat menarik tentang ajakan untuk kembali ke kitab suci sebagai dasar utama ajaran agama. Karena hanya dengan kembali ke kitab suci-lah seseorang dapat menemukan esensi sebenarnya dari ajaran agamanya yang mungkin saja tidak pernah diketahuinya karena minimnya akses umat ke kitab suci, dan selama ini hanya menerima saja apa yang diberikan oleh pemimpin agama mereka. Masalahnya adalah banyaknya para pemuka agama yang melarang umatnya untuk membaca kitab suci, membuat terhalangnya umat untuk memahami kitab sucinya.
Islam yang tidak mengenal konsep kependetaan sebagai perantara antara umat dan Tuhannya dapat menjadi contoh yang bagus dimana justru dengan tidak adanya konsep kependetaan itu membuat umat Islam mempunyai akses terhadap kitab sucinya jauh lebih besar dibandingkan umat2x agama lainnya.
Ia juga berpendapat, seperti umat Islam yang tetap menjaga bahasa arab dalam Al-Qur’an, seharusnya umat Hindu juga menghidupkan lagi bahasa Sansekerta sebagai alat untuk memahami kitab sucinya, karena seperti yang sudah sering berhasil ia buktikan dalam berbagai diskusi agama, sebuah kitab suci akan lebih dapat dipahami dengan benar apabila ia dibaca dan dipahami melalui bahasa aslinya. Ia mengatakan, Jika orang Hindu memahami kitab sucinya dengan baik, mereka akan menemukan bahwa kitab suci Hindu dan Islam sama berbicara tentang Tuhan yang satu, mereka akan punya misi yang sama seperti yang dikatakan oleh nabi Muhammad, dan mereka akan percaya adanya kehidupan setelah kematian.
Beberapa pertanyaan yang mungkin timbul dari apa yang dipaparkan di atas tadi adalah :
Kalau ternyata banyak ajaran yang sama antara Hindu dan Islam, apakah itu berarti bahwa umat Hindu juga bisa disebut Ahlul Kitab?
Jawaban ini mungkin bisa mewakili :
Berinteraksi dengan jiwa toleran dalam setiap bentuk aktivitas, tidak harus membuang prinsip hidup (beragama) yang kita yakini. Kehidupan yang toleran justru akan menguatkan prinsip hidup (keagamaan) yang kita yakini. Segalanya menjadi jelas dan tegas tatkala kita meletakkan sikap mengerti dan memahami terhadap apapun yang nyata berbeda dengan prinsip yang kita yakini. Kita bebas dengan keyakinan kita, sedangkan pihak yang berbeda (yang memusuhi sekalipun) kita bebaskan terhadap sikap dan keyakinannya.
Dialog disertai deklarasi tegas dan sikap toleran telah dicontohkan oleh Rasulullah dalam Q.S. 109: “Wahai orang yang berbeda prinsip (yang menentang). Aku tidak akan mengabdi kepada apa yang menjadi pengabdianmu. Dan kamu juga tidak harus mengabdi kepada apa yang menjadi pengabdianku. Dan sekali-kali aku tidak akan menjadi pengabdi pengabdianmu. Juga kamu tidak mungkin mengabdi di pengabdianku. Agamamu untukmu. Dan agamaku untukku.”
Prinsip yang telah dibela oleh Rasulullah sangat jelas, dengan sentuhan deklarasi yang tegas. Sedangkan prinsip yang harus dipegang oleh mereka yang berbeda (penentangnya) juga dijelaskan dengan tegas. Namun diiringi dengan sikap toleransi yang sangat tinggi: Kamu pada prinsipmu dan aku pada prinsipku. Yakni sepakat untuk berbeda.
Dalam ajaran Islam jelas menyatakan bahwa pada masa sebelum Al-Qur’an dan nabi Muhammad, sudah terdapat ajaran dan kitab2x suci dari Tuhan, tetapi setelah nabi Muhammad dan Al-Qur’an muncul, itulah versi terakhir dan terlengkap untuk menyempurnakan semua ajaran2x Tuhan yang telah diturunkan sebelumnya.
Lantas kalau agama Hindu itu memiliki banyak kesamaan dengan Islam, apakah kita setuju dengan pendapat bahwa semua agama adalah sama? Beberapa hal berikut bisa menjadi pertimbangan :
- Kalau semua agama sama, tidak akan ada orang yang berdakwah untuk agamanya. Bahkan semua orang tidak akan keberatan untuk berpindah agama sebulan sekali misalnya. Tapi kenyataannya tidak mudah bagi seseorang untuk berpindah agama, termasuk mereka yang sering berteriak menyatakan bahwa semua agama adalah sama. Hanya mereka yang benar2x telah menemukan alasan yang benar2x kuat secara pribadi-lah yang mampu melakukannya.
- Mengatakan semua agama sama adalah seperti menanyakan 2+2 = berapa? apakah 2, 3, atau 4?, lalu ada orang yang menjawab bahwa semuanya benar. Hal ini tentu saja tidak benar. Dari sekian banyak agama pasti ada yang 100% firman Tuhan. Tidak masalah mana yang seorang percayai kalau ia yakin pilihannya adalah 100% benar, karena itu adalah haknya. Tapi karena perbedaan itu pasti ada, cara terbaik mengetahui mana yang paling baik dan paling benar, adalah dengan mengumpulkan semua kitab suci agama2x dan mempelajarinya, kemudian memilih yang paling baik dan paling benar diantaranya.
- Maka kalau kita ingin mengetahui apakah semua agama memang sama, atau apakah semua agama memang beda dan ingin mengetahui yang paling benar diantaranya (dan ini merupakan hak setiap orang), jalan satu-satunya adalah dengan mempelajari dan mendalami perbandingan agama dengan mencari tahu sebanyak mungkin ajaran2x utama dari berbagai agama (nomor 1 adalah dari kitab sucinya) dan mengadakan studi komparatif secara ilmiah terhadapnya. Karena kalau kita juga mempelajari agama2x lain untuk mencari kebenaran yang merupakan hak semua orang, maka insyaallah Tuhan juga akan menunjukkannya pada kita.
“Tulisan ini dibuat bukan untuk menggali perpecahan, tetapi justru untuk menanam kebersamaan sesuai dengan tema ceramah dari sumber referensi yang dengan ceramahnya itu berharap agar umat kedua agama dapat melihat sebuah inti persamaan dalam agama mereka, sehingga mereka akan lebih mudah untuk bersatu (hal ini didasarkan pada kerapnya terjadi pertikaian antara kedua pemeluk agama tersebut di India sana).”
“Tentu saja orang boleh berbeda pendapat asal dapat menyikapinya secara baik dan dewasa. Semoga dapat berguna bagi kita semua dalam pencarian kebenaran yang hakiki.”
Referensi :
- Ceramah dr. Zakir Abdul Karim Naik, seorang ulama perbandingan agama terkenal dari India, dalam topik : “Persamaan antara Hindu dan Islam”.
SUMBER;>http://religiku.wordpress.com/2007/09/10/hindu-dan-islam-ternyata-sama/